Jakarta, Deskripsi
Myocarditis merupakan kondisi peradangan pada myocardium. Myocardium adalah lapisan tengah dinding jantung. Berbagai tanda dan gejala yang termasuk nyeri dada dan irama jantung abnormal dapat disebabkan oleh kondisi ini, namun jarang terjadi.
Dalam kasus myocarditis yang parah, aksi pemompaan jantung akan melemah dan jantung tidak akan mampu memasok seluruh tubuh dengan darah yang cukup. Hal tersebut dapat mengarah pada perkembangan serangan jantung atau stroke, dan dapat membentuk gumpalan dalam jantung.
Infeksi virus biasanya menyebabkan myocarditis. Pengobatan myocarditis yang dilakukan difokuskan pada penyebabnya.
Penyebab
Demam rematik merupakan penyebab
umum dari myocarditis, namun biasanya ada penyebab lain dari myocarditis. Myocarditis paling sering berkembang karena infeksi yang disebabkan, antara lain oleh:
1. Parasit
Toxoplasma dan Trypanosoma cruzi, termasuk beberapa parasit yang ditularkan oleh serangga dan dapat menyebabkan kondisi yang disebut
penyakit Chagas. Penyebab yang paling umum dari gagal jantung kongestif adalah penyakit Chagas.
2. Bakteri
Termasuk bakteri tick-borne yang menyebabkan penyakit Lyme dan Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi pada katup jantung yang disebut endocarditis. Lebih dari seperempat dari semua orang dengan infeksi bakteri difteri, juga terjadi myocarditis.
3. Jamur
Beberapa penyebab yang jarang dari myocarditis yaitu, aspergilus, infeksi jamur seperti kandida, dan jamur lain seperti histoplasma. Histoplasma sering ditemukan pada kotoran burung.
4. Virus
Coxsackievirus B, yang dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan kasus ringan flu, adalah virus yang paling sering dihubungkan dengan myocarditis. Namun
, penyebab lain dari myocarditis meliputi ruam yang disebut 'fifth disease' yang disebabkan oleh Parvovirus B19, mononukleosis disebabkan oleh Epstein-Barr virus, campak disebabkan oleh rubella, infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh echovirus, dan virus yang menyebabkan flu (adenovirus). Otot jantung juga dapat langsung disusupi oleh HIV, virus penyebab AIDS.
Beberapa kondisi yang dapat mengarah pada perkembangan myocarditis, antara lain:
1. Obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi
Antibiotik seperti penisilin dan obat sulfonamida, serta beberapa obat terlarang seperti kokain.
2. Beberapa bahan kimia
Zat-zat seperti hidrokarbon dan arsen.
3. Penyakit lainnya
Peradangan pembuluh darah (vaskulitis), lupus, gangguan jaringan ikat, dan kondisi peradangan langka seperti granulomatosis Wegener.
Gejala
Tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyakit, tanda dan gejala myocarditis dapat bervariasi. Berikut ini adalah termasuk dalam tanda dan gejala paling umum:
1. Retensi cairan dengan pembengkakan pergelangan kaki dan kaki
2. Nyeri dada yang mungkin terasa seperti serangan jantung atau angina
3. Sesak napas pada saat istirahat atau selama aktivitas fisik
4. Kelelahan
5. Denyut jantung yang cepat atau abnormal (aritmia)
Sedangkan tanda dan gejala yang kurang umum terjadi, antara lain:
1. Pingsan atau tiba-tiba kehilangan kesadaran
2. Gejala lainnya yang terkait dengan infeksi virus seperti demam, nyeri sendi, diare, sakit kepala, sakit tenggorokan, atau nyeri tubuh.
Pericarditis, yang merupakan peradangan selaput yang menutupi jantung (pericardium), kadang-kadang dapat berkembang pada orang dengan myocarditis. Nyeri yang tajam di atas bagian tengah dada dapat disebabkan oleh pericarditis. Myocarditis mungkin tidak memiliki gejala nyata dalam kasus-kasus ringan.
Tanda dan gejala yang mungkin dialami oleh anak-anak ketika mengarah pada perkembangan myocarditis, antara lain:
1. Perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau keabu-abuan
2. Kesulitan bernapas
3. Kehilangan nafsu makan
4. Demam
Pengobatan
Pengobatan myocarditis berfokus pada penyebabnya, seperti infeksi tertentu yang mungkin telah menyebabkan peradangan jantung. Coxsackievirus B merupakan tipe virus paling umum yang menyebabkan myocarditis. Telah ada pengobatan myocarditis khusus selain menghilangkan rasa sakit dan gejala lainnya.
1. Pengobatan pada kasus ringan
Untuk membantu tubuh melawan infeksi yang menyebabkan myocarditis, dokter mungkin meresepkan obat dan memberitahu pasien untuk beristirahat hingga jantungnya sudah mulai pulih. Jika penyebab infeksi adalah bakteri, maka akan diresepkan antibiotik.
Untuk menekan sistem kekebalan tubuh, virus jenis langka tertentu, seperti giant cell and eosinophilic myocarditis, merespon pemberian kortikosteroid atau obat lain.
Perawatan akan diarahkan pada penyakit yang mendasari jika kondisi ini disebabkan oleh penyakit kronis seperti lupus. Menghindari rokok, alkohol dan olahraga berat dan membatasi jumlah garam dalam diet dapat juga disarankan pada pasien.
2. Pengobatan untuk membantu kerja jantung
Seseorang mungkin dirawat di rumah sakit jika mengalami gejala, seperti detak jantung terlalu cepat atau tidak teratur. Untuk mengatur detak jantung, pasien dapat mengonsumsi obat tertentu.
Obat yang diresepkan untuk mengurangi beban kerja jantung, dapat membantu pasien menghilangkan kelebihan cairan, atau memperkuat kemampuan memompa jantung dalam kasus denyut jantung lemah.
Obat-obatan tersebut, antara lain:
a. Digoxin, yang dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan cenderung untuk memperlambat detak jantung
b. Beta blockers, seperti carvedilol dan metoprolol, yang bekerja dalam berbagai cara untuk mengobati gagal jantung dan membantu mengendalikan irama jantung yang tidak teratur atau cepat
c. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti lisinopril, ramipril, enalapril dan captopril, yang merelaksasi pembuluh darah di jantung dan membantu aliran darah lebih mudah
d. Diuretik, seperti furosemid, yang dapat meringankan retensi cairan dan natrium
3. Pengobatan pada kasus berat
Beberapa pengobatan berikut ini dapat digunakan untuk mengobati myocarditis yang parah:
a. Penggunaan jantung buatan sementara
b. Obat intravena (IV) untuk memperbaiki fungsi jantung
c. Pertimbangan transplantasi jantung
d. Penempatan pompa dalam aorta (intra-aortic balloon pump)
Beberapa orang membutuhkan obat-obatan hanya beberapa bulan dan kemudian sembuh sepenuhnya. Sedangkan yang lain mungkin memiliki kerusakan kronis dan permanen pada otot jantung yang memerlukan obat seumur hidup. Sulit bagi dokter untuk memprediksi berapa lama pasien mebutuhkan obat-obatan, karena hal ini merupakan variabilitas dalam penyakit.
Sumber:
Epharmapedia